Artikel Sebelumnya : Jakarta ke Bali: Eksplorasi 3 Minggu yang Menyenangkan di Seluruh Indonesia
Table of Contents
Jakarta ke Bali Hari ke-4: Wisata Kawah Putih
Bandung, yang sering disebut sebagai “Paris-nya Jawa,” terkenal dengan iklimnya yang menyenangkan, arsitektur kolonial yang indah, dan wisata alam yang melimpah. Menginap di Intercontinental Bandung Hotel menyuguhkan pemandangan kota yang menakjubkan, menjadikannya tempat yang ideal untuk menjelajahi kawasan tersebut. Wisata wajib dari Bandung adalah perjalanan sehari ke Kawah Putih, yang terletak sekitar tiga jam di selatan kota. Perjalanannya, meskipun panjang, sangat indah, dengan waktu berlalu cepat saat kita menikmati keindahan alam di sepanjang jalan.
Kawah Putih menyajikan pemandangan yang surealis, dengan airnya yang berwarna biru kehijauan, pepohonan yang hangus, dan formasi dunia lain yang menciptakan suasana yang hampir mistis. Setelah menghabiskan pagi menjelajahi kawah, saya melanjutkan perjalanan ke Situ Patenggang, sebuah danau yang tenang yang menawarkan berbagai pilihan tempat makan dan aktivitas luar ruangan. Hari itu diakhiri dengan kunjungan ke Kawah Rengganis, sumber air panas alami yang terletak beberapa kilometer jauhnya. Sebelum kembali ke hotel, saya singgah di Saung Angklung Udjo, tempat saya menikmati pertunjukan musik tradisional. Perjalanan sehari dari Bandung ini, meskipun panjang, sangat direkomendasikan bagi siapa pun yang ingin merasakan keindahan alam Jawa yang beragam.
Hari ke-5: Menjelajahi Tangkuban Perahu dan Perkebunan Teh
Di sebelah utara Bandung terdapat kawah gunung berapi lain yang luar biasa, Tangkuban Perahu, yang merupakan tempat persinggahan penting bagi pengunjung kawasan tersebut. Di samping kawah tersebut, perkebunan teh Perkebunan Nusantara VIII menjadi daya tarik utama hari itu. Kedua lokasi tersebut terletak berdekatan, sehingga memudahkan untuk menjelajahi keduanya dalam satu hari. Saya memilih transportasi pribadi, yang terbukti menjadi cara paling efisien untuk menjelajahi kawasan tersebut.
Hari itu dimulai dengan mengunjungi kawah Tangkuban Perahu, diikuti dengan makan siang santai dan pemandian air panas yang menyegarkan di Sari Ater Hotel & Resort. Setelah itu, saya menjelajahi perkebunan teh dan singgah sebentar ke air terjun Curug Cimahi sebelum makan malam. Kampung Daun, restoran lokal yang terletak di taman yang indah, adalah tempat yang tepat untuk mengakhiri hari. Meskipun sudah larut malam saat saya kembali ke Intercontinental Bandung, saya masih bisa bersantai dengan perawatan spa, mengakhiri hari yang penuh petualangan dan relaksasi.
Hari ke-6: Menjelajahi Warisan Kolonial Bandung
Bandung, dengan sejarah kolonialnya yang kaya, adalah rumah bagi banyak bangunan bergaya art deco, masing-masing dengan pesonanya yang unik. Untuk memanfaatkan hari sebaik-baiknya sebelum mengejar penerbangan sore ke Yogyakarta, saya mulai menjelajahi beberapa harta karun arsitektur kota ini lebih awal. Beberapa bangunan penting termasuk Villa Isola, Gedung Merdeka (yang layak dikunjungi di dalamnya), Savoy Homann dan Grand Hotel, dan Gedung Sate. Bangunan-bangunan ini merupakan contoh gaya art deco, yang banyak di antaranya dirancang oleh arsitek terkenal Schoemaker.
Meskipun beberapa bangunan tampak tertutup untuk umum, sering kali izin masuk diberikan oleh petugas yang sopan, yang memungkinkan penjelajahan lebih mendalam tentang warisan arsitektur Bandung. Pada pukul 14.30, saya sudah dalam perjalanan ke bandara untuk memastikan keberangkatan tepat waktu ke Yogyakarta, sehingga rencana perjalanan tetap berjalan lancar.
Hari ke-7: Matahari Terbit di Borobudur
Kunjungan ke Indonesia tidak akan lengkap tanpa menyaksikan matahari terbit di Borobudur, salah satu candi Buddha paling ikonik di dunia. Untuk menikmati pengalaman ini sepenuhnya, saya memilih untuk menginap di Villa Borobudur, tempat peristirahatan mewah yang hanya berjarak lima menit berkendara dari candi. Kedekatan ini memungkinkan saya untuk memulai hari dengan santai, bebas dari stres perjalanan jauh sebelum fajar dari Yogyakarta.
Hari dimulai dengan sarapan ringan yang disiapkan oleh koki pribadi vila, diikuti dengan tur berpemandu ke Borobudur saat matahari terbit. Pemandangannya sungguh menakjubkan, dan ketenangan dini hari membuat pengalaman itu semakin berkesan. Setelah tur, saya kembali ke vila untuk tidur siang, berenang di kolam renang pribadi, dan makan siang santai. Sore harinya dihabiskan untuk menjelajahi beberapa candi yang kurang dikenal di sekitar Borobudur dan mengunjungi bengkel tembikar lokal, yang memberikan perpaduan sempurna antara budaya dan relaksasi.
Hari ke-8: Menjelajahi Dataran Tinggi Dieng
Dataran Tinggi Dieng, wilayah dataran tinggi di Jawa Tengah, paling mudah diakses dari kawasan Borobudur, sehingga menghemat waktu perjalanan yang berharga. Bentang alam terpencil dan mistis ini dipenuhi dengan candi-candi Hindu kuno, beberapa di antaranya merupakan candi tertua di Indonesia, dan situs gunung berapi aktif yang layak dikunjungi. Perjalanan dari Villa Borobudur ke Dataran Tinggi Dieng memakan waktu sekitar dua jam, melewati jalan yang berkelok-kelok dengan pemandangan yang menakjubkan.
Berangkat sekitar pukul 7-8 pagi, saya menghabiskan hari menjelajahi candi-candi dan situs gunung berapi, lalu kembali ke vila pada sore hari. Kombinasi keindahan alam yang menakjubkan dan sejarah kuno menjadikan Dataran Tinggi Dieng bagian penting dari rencana perjalanan apa pun di Jawa.
Hari ke-9: Candi Ceto dan Sukuh serta Situs Manusia Purba Sangiran
Keesokan harinya, saya mengucapkan selamat tinggal kepada Villa Borobudur dan memulai perjalanan untuk mengunjungi Candi Ceto dan Sukuh dalam perjalanan ke Yogyakarta. Meskipun tidak langsung di tengah perjalanan, perjalanan memutar ini sepadan dengan usaha yang dikeluarkan, karena menghemat waktu di kemudian hari dalam rencana perjalanan. Candi-candi tersebut, dengan arsitekturnya yang unik dan signifikansi historisnya, menawarkan sekilas pandang yang menarik ke masa lalu Jawa.
Saya juga bermaksud mengunjungi Situs Manusia Purba Sangiran, Situs Warisan Dunia UNESCO, tetapi sayangnya, situs tersebut tutup pada hari Senin saat kunjungan saya. Meskipun demikian, hari itu diisi dengan penjelajahan dan petualangan, yang berpuncak pada pengalaman bersantap yang unik di mana saya mencoba sate landak—makanan lezat yang mengejutkan sekaligus lezat. Tiba di Yogyakarta pada sore hari, saya check in ke sebuah hotel di pusat kota, siap untuk kegiatan hari berikutnya.
Hari ke-10: Kompleks Candi Prambanan
Kompleks Candi Prambanan, yang terletak di dekat Yogyakarta, adalah salah satu situs candi Hindu terpenting di Indonesia dan Situs Warisan Dunia UNESCO lainnya. Tidak seperti Borobudur, yang merupakan monumen Buddha, Prambanan didedikasikan untuk dewa-dewi Hindu dan memiliki koleksi candi yang terpelihara dengan baik yang terletak di dalam taman arkeologi yang luas.
Saya mendedikasikan satu hari penuh untuk menjelajahi Prambanan dan candi-candi di sekitarnya, yang banyak tersebar di pedesaan sekitarnya. Meskipun kompleks utama dapat dijelajahi dalam waktu setengah hari, waktu tambahan yang dihabiskan untuk mengunjungi situs-situs yang kurang dikenal ini memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang warisan budaya yang kaya di wilayah tersebut. Mengingat jarak yang ditempuh, saya sarankan untuk menyewa mobil dan sopir untuk memaksimalkan efisiensi dan memastikan eksplorasi menyeluruh di area tersebut.
Leave a Reply