Terletak di dataran tinggi Jawa Tengah, Indonesia, Dataran Tinggi Dieng menawarkan pelarian yang menyegarkan dari panasnya dataran rendah, termasuk kota Yogyakarta yang ramai. Berada di ketinggian lebih dari 2.000 meter, dataran tinggi ini tidak hanya menjadi tujuan yang lebih sejuk tetapi juga menjadi rumah bagi beberapa situs sejarah dan alam yang paling menarik di wilayah tersebut. Ulasan ini menguraikan penjelajahan terperinci Dataran Tinggi Dieng, yang mencakup candi Hindu berusia berabad-abad, kawah gunung berapi, dan danau yang unik, menjadikannya perjalanan sehari yang ideal bagi wisatawan yang mencari petualangan di luar Yogyakarta.
Dataran Tinggi Dieng: Sekilas tentang Warisan Hindu di Jawa
Dataran Tinggi Dieng adalah situs yang memiliki signifikansi historis yang sangat besar, terutama karena candi Hindu kunonya, yang merupakan salah satu contoh arsitektur Hindu paling awal di Indonesia. Candi-candi ini dibangun pada abad ke-7 dan ke-8 ketika agama Hindu mulai menyebar dari India ke Asia Tenggara. Nama “Dieng” berasal dari kata Sansekerta “Di Hyang,” yang berarti “Tempat Tinggal Para Dewa,” yang mencerminkan pentingnya situs tersebut dalam hal keagamaan.
Tidak seperti kemegahan kompleks candi Prambanan di dekat Yogyakarta, candi-candi di Dataran Tinggi Dieng berukuran jauh lebih kecil dan kurang berhias. Namun, candi-candi tersebut memiliki pesona tersendiri, berdiri sebagai salah satu candi tertua yang masih ada di Jawa. Candi-candi tersebut tersebar di seluruh dataran tinggi dalam kelompok-kelompok kecil, dengan masing-masing bangunan berfungsi sebagai tempat pemujaan bagi dewa Hindu, Siwa. Tata letak candi-candi tersebut kurang terstruktur dibandingkan kompleks-kompleks terkenal lainnya, sehingga susunannya agak acak di seluruh lanskap. Seiring berjalannya waktu, aktivitas vulkanik di daerah tersebut menyebabkan candi-candi tersebut ditinggalkan, dan selama berabad-abad, candi-candi tersebut sebagian besar terlupakan.
Pengunjung Dataran Tinggi Dieng dapat memulai penjelajahan mereka di Kelompok Arjuna, kelompok candi utama, yang memberikan pengenalan yang sangat baik tentang sejarah daerah tersebut. Berjalan kaki sebentar dari Kelompok Arjuna, terdapat museum kecil yang menyimpan beberapa artefak, termasuk patung-patung yang pernah menghiasi candi-candi tersebut. Museum ini menawarkan wawasan berharga tentang praktik keagamaan dan budaya umat Hindu Jawa yang membangun bangunan-bangunan ini. Di seberang museum terdapat Candi Gatotkaca, satu-satunya candi yang tersisa dari kelompoknya.
Saat pengunjung berkendara menuju Kawah Sikidang, mereka akan melewati Candi Bima, yang merupakan candi tertinggi dan salah satu candi paling khas di dataran tinggi tersebut. Tidak seperti candi-candi lainnya, Candi Bima berdiri sendiri, dan desainnya sedikit berbeda dari yang lain, menjadikannya situs yang menarik bagi mereka yang tertarik dengan arsitektur. Meskipun candi-candi itu sendiri mungkin tidak membutuhkan waktu lama untuk dikunjungi, candi-candi tersebut menawarkan sekilas sejarah keagamaan awal Jawa dan sangat layak dikunjungi.
Kawah Sikidang: Bentang Alam Vulkanik yang Tak Ada Duanya
Dataran Tinggi Dieng tidak hanya dikenal dengan candi-candi bersejarahnya tetapi juga dengan fitur-fitur vulkaniknya yang aktif, salah satunya adalah Kawah Sikidang. Kawah tersebut merupakan pemandangan yang tidak biasa, ditandai dengan medan yang tertutup lumpur dan lubang-lubang uap yang mengepul, menciptakan bentang alam yang surealis dan hampir seperti bulan. Nama “Sikidang” mengacu pada mitos lokal tentang rusa yang dapat melompat jauh, yang melambangkan sifat aktivitas gunung berapi yang berubah-ubah di daerah tersebut.
Saat tiba di kawah, pengunjung langsung terkesima oleh pemandangan dan bau uap belerang yang mengepul dari bumi. Kawah terbesar dipenuhi lumpur yang menggelembung, dan udaranya dipenuhi bau hidrogen sulfida, meskipun tidak terlalu menyengat. Kawah ini tidak berbahaya seperti Gunung Ijen yang lebih terkenal di Jawa Timur, di mana pengunjung harus mengenakan masker gas, tetapi tetap disarankan untuk berhati-hati. Tanah di sekitar kawah bisa jadi tidak stabil, dengan lubang tersembunyi dan kolam lumpur panas tepat di bawah permukaan. Pengunjung harus tetap berada di jalur yang ditandai untuk menghindari kecelakaan.
Meskipun suasananya mencekam, Kawah Sikidang adalah tempat yang menarik untuk dikunjungi, menawarkan pandangan unik tentang aktivitas panas bumi yang telah membentuk lanskap Dataran Tinggi Dieng. Selain fitur alamnya, area di sekitar kawah telah dikembangkan untuk wisatawan, dengan kios makanan dan atraksi kecil lainnya, seperti persewaan sepeda motor untuk berkeliling lokasi dengan cepat. Kawah ini sudah termasuk dalam harga tiket masuk kompleks Candi Arjuna, sehingga menjadikannya tempat persinggahan yang hemat biaya dalam rencana perjalanan. Meskipun kawahnya sendiri tidak besar, pengunjung dapat menghabiskan sekitar 45 menit menjelajahi area tersebut dan menikmati pemandangan yang tidak biasa.
Artikel Lainnya : Menulusuri Kawah Putih
Telaga Warna: Danau Kawah Berwarna-warni di Dieng
Salah satu objek wisata alam paling ikonik di Dataran Tinggi Dieng adalah Telaga Warna. Danau kawah ini merupakan bagian dari Kompleks Gunung Berapi Dieng dan terkenal dengan warna-warnanya yang cerah, mulai dari biru kehijauan hingga hijau tua, tergantung pada kandungan mineral air dan sudut datangnya sinar matahari. Danau-danau ini paling baik dilihat dari titik pandang yang terletak di atas dataran tinggi, yang menawarkan pemandangan panorama lanskap sekitarnya yang menakjubkan.
Pendakian ke titik pandang ini tidak terlalu berat, dan pengunjung sering kali dapat menawar harga tiket masuk yang lebih rendah ke lokasi tersebut. Dari atas, warna-warna cerah danau terlihat, menciptakan kontras yang mencolok dengan kehijauan perbukitan di sekitarnya. Danau-danau ini sering kali diselimuti kabut, terutama selama musim hujan, yang menambah suasana misterius di daerah tersebut. Meskipun cuaca tidak dapat diprediksi, dengan seringnya hujan dan kabut, pemandangan danau-danau ini sepadan dengan usaha yang dikeluarkan.
Di sekitar danau, pengunjung juga dapat melihat lubang uap kecil, yang mengingatkan akan aktivitas vulkanik yang terus membentuk Dataran Tinggi Dieng. Daerah di sekitar Telaga Warna sangat ideal untuk berjalan-jalan santai, yang memungkinkan pengunjung menikmati keindahan alam dataran tinggi tersebut. Meskipun hujan dapat mempersingkat kunjungan, danau-danau tersebut tetap menjadi salah satu daya tarik utama dari setiap perjalanan ke Dieng.
Daya Tarik Tambahan dan Perjalanan Pulang
Sebelum meninggalkan Dataran Tinggi Dieng, pengunjung dapat singgah sebentar di sumber air panas terdekat yang terletak tepat di luar kota utama. Meskipun tidak sebesar atau semaju sumber air panas lainnya di Indonesia, sumber air panas tersebut menawarkan kesempatan singkat untuk merasakan fitur geotermal di daerah tersebut. Pengunjung dapat meluangkan waktu beberapa menit untuk mengambil sebagian air dari mata air tersebut sebelum melanjutkan perjalanan.
Perjalanan kembali ke Yogyakarta atau Borobudur memakan waktu beberapa jam, dan kemacetan lalu lintas tidak jarang terjadi, terutama di sore hari. Namun, perjalanan pulang menawarkan kesempatan lain untuk menikmati pemandangan pedesaan yang indah, dengan sawah terasering, hutan rimbun, dan desa-desa kecil. Bagi mereka yang menginap di Villa Borobudur yang mewah atau akomodasi terdekat lainnya, perjalanan sehari ke Dieng memberikan pelengkap yang sempurna untuk penjelajahan budaya Candi Borobudur dan Yogyakarta.
Kesimpulan: Sehari yang Menyenangkan di Dataran Tinggi Dieng
Perjalanan sehari ke Dataran Tinggi Dieng merupakan pengalaman yang memperkaya, menawarkan perpaduan sejarah, budaya, dan keindahan alam. Dari candi Hindu kuno yang mencerminkan warisan agama awal Jawa hingga lanskap vulkanik unik Kawah Sikidang dan warna-warna cerah Telaga Warna, dataran tinggi ini menyajikan berbagai atraksi yang menawan dan mendidik. Meskipun perjalanan ke Dataran Tinggi Dieng panjang, iklim yang lebih sejuk dan pemandangan yang menakjubkan menjadikannya tujuan yang berharga bagi wisatawan yang mencari pemahaman yang lebih dalam tentang sejarah Jawa Tengah yang kaya dan keajaiban alam yang beragam.
Bagi mereka yang menjelajahi Yogyakarta, kunjungan ke Dataran Tinggi Dieng sangat direkomendasikan sebagai bagian dari rencana perjalanan yang diperpanjang. Kombinasi landmark budaya dan keindahan alam memastikan bahwa pengunjung pergi dengan perspektif yang lebih luas tentang warisan dan lanskap Indonesia yang menakjubkan. Baik itu candi kuno atau kawah gunung berapi, Dataran Tinggi Dieng menawarkan hari yang penuh dengan pemandangan dan pengalaman yang tak terlupakan.
Leave a Reply